Pertunjukan kembang api di atas Tower Bridge, London (Inggris), dalam rangka upacara pembukaan Olimpiade 2012, 27 Juli 2012. |
Lihat saja di lokasi sentra makanan dan minuman, di sana bertarung produsen-produsen kelas dunia yang menjual produknya. Contoh paling riil bisa dilihat di panggung Olimpiade London. Produk-produk dari Amerika Serikat (AS), China, Jepang, India, Taiwan, Hongkong, Jerman, dan Italia bertarung merebut hati konsumen.
Dari Indonesia? Ada pada beberapa produk, misalnya, kaus oblong, tas kecil, dan beberapa jenis pernik. Namun jumlahnya terbatas. Sebaliknya, negara-negara terutama AS dan China sungguh bersuka ria selama 17 hari Olimpiade London. Tuan rumah Inggris tentu berusaha berada di panggung persaingan itu, tetapi sulit membendung ekspansi AS dan China. Inggris berusaha keras, tetapi AS dan China berusaha lebih keras.
Sangat menarik, setiap hari tidak kurang dari sejuta manusia datang ke lokasi-lokasi menonton pertandingan olimpiade. Di luar itu, mereka menjadikan pesta olahraga terbesar itu sebagai ajang rekreasi, penyegaran, keluar dari rutinitas, berbelanja, dan makan. Di lokasi penjualan kaus olimpiade, manusia menyemut di ruangan seluas separuh lapangan sepak bola itu.
Di luar ruangan, pengunjung antre lebih kurang satu kilometer. Antrean selalu bertahan dalam panjang yang sama meski pengunjung terus bertambah. Panitia olimpiade sudah menyediakan lokasi makanan dan minuman di puluhan titik.
Lokasi tempat makan pun dipenuhi manusia. Di restoran siap saji terkemuka, misalnya, sekitar 1.500 orang mengantre. Mereka menunggu sabar untuk memesan makanan dan minuman. Ada puluhan petugas lapangan melayani, tetapi tetap saja mereka kewalahan.
Alangkah idealnya manakala para pebisnis Indonesia juga terlibat penuh dalam ajang kompetisi bisnis raksasa itu. Mereka memproduksi pernak-pernik, kaus oblong, tas, kerajinan tangan, mainan anak-anak, serta makanan dan minuman ringan. Betapa eloknya kalau banyak produk Indonesia dibeli dan jadi bahan percakapan karena mutu dan bentuknya yang atraktif.
Bisa dibayangkan betapa besar manfaat yang diperoleh. Indonesia tidak saja meraih laba dari pesta olimpiade, tetapi juga meraih reputasi di pentas dunia dan betapa produk Indonesia semakin dikenal. Indonesia akan masuk kelompok negara-negara yang memajukan ekonomi kreatif. Pada tahap berikut, produk Indonesia akan masuk ke semua toko suvenir sedunia, masuk persaingan dengan raksasa-raksasa ekonomi kreatif seperti AS, China, Jepang, dan Jerman.
Usahawan Indonesia pasti punya kapasitas tinggi masuk ke kancah ini. Pasalnya, sejumlah industriawan mancanegara sudah memesan produk tertentu, misalnya kaus oblong, topi, dan tas, dengan menggunakan bendera para pemesan itu.
Masalahnya, mungkin usahawan Indonesia belum melihat aspek ini sebagai peluang untuk menjadi pemain utama dunia. Atau mungkin mereka belum mempunyai jalur menuju pasar terbuka dunia. Ada pula kemungkinan industri kreatif Indonesia belum seefisien China, misalnya, atau belum berani ekspansi. Itu semua bisa diatasi jika para usahawan lebih berpengalaman, bernyali, dan berwawasan ke depan. (Abun Sanda)
Sumber :Kompas Cetak