JAKARTA,
Suarapos.blogspot.com l Ekonomi -
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, ekonomi Indonesia bisa masuk
menjadi tujuh besar dunia dengan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia
dan melakukan efisiensi dalam bidang energi.
"Saya sependapat, Indonesia kalau bisa mempertahankan pertumbuhan dan pembangunannya, kita bisa masuk enam atau tujuh besar negara terbesar," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/9/2012) malam.
Menkeu mengatakan tantangan yang dihadapi pemerintah untuk mewujudkan target tersebut adalah pengelolaan energi, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan adanya produktivitas sektor pertanian.
"Tantangannya di tiga sektor utama, pengelolaan energi dengan baik, pengelolaan sumber daya manusia khususnya dengan keahlian seimbang, dan peningkatan serta perbaikan produktivitas di sektor pertanian," katanya.
Sebelumnya, Chairman McKinsey Indonesia, Raoul Oberman menilai Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh dunia pada 2030, mengalahkan Jerman dan Inggris.
"Dengan meningkatkan produktivitas secara signifikan Indonesia menjadi negara yang semakin diperhitungkan di tingkat global," katanya.
Menurut Raoul, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus diuntungkan dengan sejumlah tren yang kuat, seperti peningkatan jumlah kelas menengah hingga sekitar 90 juta orang.
"Kecuali China dan India, pertumbuhan kelas menengah Indonesia lebih tinggi dibanding negara mana pun di dunia. Ini sinyal bagi pelaku bisnis dan investor internasional akan berbagai peluang baru yang menjanjikan," ujar Raoul.
Dalam 15 tahun mendatang, kelas konsumen global diestimasikan mencapai 1,8 miliar orang yang mayoritas berada di Asia, sehingga akan meningkatkan permintaan sumber daya dan komoditas Indonesia. Untuk itu tambah Raoul, dari saat ini Indonesia harus bisa secara impresif meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 4,6 persen atau 60 persen lebih tinggi dari rata-rata produktivitas di suatu dekade terakhir.
"Indonesia juga perlu mengatasi isu kesenjangan sosial dan mengelola kebutuhan yang melonjak akibat meningkatnya kelas konsumen agar dapat memenuhi target pertumbuhan domestik bruto (PDB) jangka panjang," ujarnya.
"Saya sependapat, Indonesia kalau bisa mempertahankan pertumbuhan dan pembangunannya, kita bisa masuk enam atau tujuh besar negara terbesar," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/9/2012) malam.
Menkeu mengatakan tantangan yang dihadapi pemerintah untuk mewujudkan target tersebut adalah pengelolaan energi, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan adanya produktivitas sektor pertanian.
"Tantangannya di tiga sektor utama, pengelolaan energi dengan baik, pengelolaan sumber daya manusia khususnya dengan keahlian seimbang, dan peningkatan serta perbaikan produktivitas di sektor pertanian," katanya.
Sebelumnya, Chairman McKinsey Indonesia, Raoul Oberman menilai Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh dunia pada 2030, mengalahkan Jerman dan Inggris.
"Dengan meningkatkan produktivitas secara signifikan Indonesia menjadi negara yang semakin diperhitungkan di tingkat global," katanya.
Menurut Raoul, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus diuntungkan dengan sejumlah tren yang kuat, seperti peningkatan jumlah kelas menengah hingga sekitar 90 juta orang.
"Kecuali China dan India, pertumbuhan kelas menengah Indonesia lebih tinggi dibanding negara mana pun di dunia. Ini sinyal bagi pelaku bisnis dan investor internasional akan berbagai peluang baru yang menjanjikan," ujar Raoul.
Dalam 15 tahun mendatang, kelas konsumen global diestimasikan mencapai 1,8 miliar orang yang mayoritas berada di Asia, sehingga akan meningkatkan permintaan sumber daya dan komoditas Indonesia. Untuk itu tambah Raoul, dari saat ini Indonesia harus bisa secara impresif meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 4,6 persen atau 60 persen lebih tinggi dari rata-rata produktivitas di suatu dekade terakhir.
"Indonesia juga perlu mengatasi isu kesenjangan sosial dan mengelola kebutuhan yang melonjak akibat meningkatnya kelas konsumen agar dapat memenuhi target pertumbuhan domestik bruto (PDB) jangka panjang," ujarnya.
Sumber :
ANT