Andi Susanto, pemilik PT Megawatsu Solusindo dan PT Megawatsu Digital
SUARAPOS.blogspot.com
- Melalui
PT Megawastu Solusindo dan PT Megawastu Digital, Andi Susanto sukses
mengembangkan bisnis penyewaan personal computer (PC) dan penyewaan kamera. Ia
bahkan keluar dari pekerjaan karena keinginan berbisnis sendiri.
Sebelum menjadi pengusaha, Andi
Susanto pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah media asing di Jakarta. Saat
itu, tugas Andi adalah sebagai penyuplai data, seperti kurs mata uang, valuta
asing, data perdagangan saham, dan juga bursa komoditas. Hampir sepuluh tahun
lamanya Andi mengabdi di media itu. Ia pernah menempati berbagai posisi, mulai
staf biasa hingga jabatan yang terakhir menjadiaccount manager.
Saat menjabat sebagai account
manager itu,
Andi banyak mengerjakan berbagai data penting yang menyangkut perbankan dan
perusahaan. "Saya memang memiliki banyak pengalaman soal data," kata
alumnus Universitas Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah itu.
Walaupun jabatan terakhirnya terbilang nyaman, namun pria berusia 42 tahun ini
tak tertarik untuk meneruskan kariernya. Ia memilih mengundurkan diri pada
tahun 2001 karena lebih tertarik berbisnis sendiri. Keputusan Andi membuka
usaha sendiri sebenarnya adalah wujud cita-cita masa kecilnya, yaitu menjadi
seorang pengusaha. Karena itu, begitu lepas dari status karyawan, Andi langsung
menyusun konsep usaha yang bakal dijalaninya, yaitu usaha penyewaan PC. Begitu
persiapan sudah matang, melalui bendera usaha PT Megawastu Solusindo, pada
2003, Andi mulai menawarkan jasa sewa PC. Perusahaan ini berdiri dengan modal
yang berasal dari tabungan Andi dan sebagian lainnya utang bank. Pertama kali
menawarkan jasanya, Andi menawarkan 80 set PC dengan enam unit server. Tapi tak
semua PC itu laku disewa. "Meyakinkan klien dengan usaha baru itu ternyata
sulit," kenang Andi.
Butuh tiga tahun bagi Andi meyakinkan para calon klien bahwa menggunakan PC
sewaan itu lebih efisien bagi perusahaan. Sampai 2006 usahanya mulai stabil dan
ia berhasil mendapatkan dua kontrak sewa jangka panjang dari perbankan. Seiring
waktu, jumlah klien Andi terus bertambah. Hingga kini, tak kurang 10 klien
sudah berada di genggaman Andi, baik klien perbankan maupun klien perusahaan.
Setidaknya 300 PC kini sudah tersebar di berbagai usaha itu.
Andi menyewakan PC itu dalam bentuk paket. Satu set PC yang disewakan terdiri
dari central processing unit (CPU), monitor, keyboard,
mouse, berikut dengan software. Klien Andi yang kebanyakan dari perbankan
memang bukan kebetulan. Seperti kata ahli pemasaran, berjualan akan lebih mudah
kalau sudah mengenal calon pembelinya.
Jurus itu pula yang dipakai Andi. Saat ia masih bekerja di perusahaan media,
Andi memang sudah banyak kenal dengan kalangan perbankan yang menjadi relasi
perusahaannya. "Saya dulu bekerja dengan profesional, sehingga banyak
relasi percaya dengan bisnis saya," klaim Andi.
Untuk merawat kepercayaan itu, Andi berusaha memberikan pelayanan terbaik. Ia
menyiagakan tim reparasi PC selama 24 jam plus tenaga teknisi yang khusus
menjaga data klien bila terjadi kerusakan PC. "Saya punya layanan
pencegahan jika terjadi kerusakan, inilah nilai tambah bisnis saya,"
terang Andi.
Andi menegaskan, bisnis sewa PC ini memang bukan hasil pertimbangan semalam.
Sebelum terjun ke bisnis ini, Andi sudah melakukan analisis kelayakan bisnis
serta kesiapan pasar. Ketika itu, Andi sadar bisnis ini persaingannya ketat.
Namun hasil analisisnya, tidak semua persewaan PC berani menawarkan jasa untuk
kebutuhan divisi trading. "Peluang
inilah yang saya ambil," katanya.
Menurut Andi, setiap perbankan memiliki divisi trading yang bertugas melakukan
transaksi keuangan, termasuk transaksi kurs antarbank. Divisi ini biasanya
butuh data historis agar mudah menganalisis pasar modal. "Saya unggul
karena paham dengan informasi trading yang dibutuhkan perbankan itu,"
terang Andi. Untuk mendukung usaha itu, pada 2005 Andi mengembangkan software
khusus yang bisa mempercepat proses transaksi. Ia menawarkan software itu
khusus untuk membuat transaksi real time. "Intinya harus kreatif
memberikan pelayanan sewa PC ini," jelas Andi.
Saat ini melayani penyewaan
komputer di 10 bank besar di Tanah Air. Andi mengaku, dengan tarif sewa Rp
500.000 hingga Rp 1 juta per bulan, omzet per bulan dari bisnis ini mencapai Rp
500 juta.
Melebarkan sayap bisnis
Setelah sukses di usaha
penyewaan personal computer (PC), Andi Sudanto melebarkan sayap bisnis
mendirikan penyewaan alat fotografi pada 2007. Dengan modal Rp 300 juta, bisnis
penyewaan alat fotografi itu kini mampu mendulang omzet Rp 100 juta per bulan.
Pelanggan Andi adalah para penggemar fotografi.
Dengan mengusung bendera PT
Megawastu Digital, Andi menawarkan jasa sewa peralatan fotografi itu sejak
2007. Lewat situs sewakamera.com, Andi memasarkan beragam jenis kamera untuk
disewakan, mulai kamera digital single lens reflex (DSLR) hingga kamera non
DSLR, termasuk kamera untuk video.
Tak hanya itu, Andi juga memperkaya jasa sewa alat fotografi itu dengan beragam
aksesori fotografi, seperti lensa, filter, flash, studio lighting, tripod,
layar background, baterai, printer foto, hingga kostum untuk model foto.
Keputusan Andi membuka jasa sewa kamera itu terinspirasi dari hobinya di bidang
fotografi. Pria berusia 42 tahun itu menyenangi fotografi sejak 2004, kala itu
ia aktif dalam kegiatan salah satu komunitas foto di Jakarta.
Di komunitas fotografi itulah Andi menemukan ide membuka usaha penyewaan alat
fotografi. Ia melihat banyak peralatan fotografi yang dibutuhkan penggemar
fotografi. "Saat itulah saya kepikiran membuat usaha penyewaan alat
fotografi, apalagi saat itu penyewaan alat fotografi masih langka," terang
Andi.
Walaupun ada yang menyewakan alat fotografi, tapi hanya bisa dirasakan oleh
segelintir orang. "Saat itu banyak fotografer hanya memanfaatkan
pinjam-meminjam peralatan dari teman," terang Andi.
Sebelum memutuskan untuk membuka usaha sewa alat fotografi itu, Andi terlebih
dahulu melakukan survei pasar. Hasilnya, Andi menemukan banyak penggemar
fotografi tetapi tidak memiliki peralatan fotografi yang lengkap.
"Kelompok inilah konsumen saya," ucap Andi.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Andi lantas mendirikan usaha penyewaan alat
fotografi itu. Dengan modal Rp 300 juta, ia membeli beberapa buah kamera DSLR,
lensa serta aksesori kamera secukupnya. Untuk mendapatkan pelanggan, Andi buka
kantor di Jakarta dan kantor cabang di Bali. Ia sengaja buka cabang di Bali
karena Bali adalah daerah tujuan wisata yang kerap jadi tujuan memotret bagi
fotografer.
Setiap pekan, Andi melayani sedikitnya 100 penyewa kamera, lensa atau aksesori
fotografi lainnya. Para penyewa itu berasal dari Jabodetabek dan Bali. Untuk
harga sewa alat fotografi seperti kamera, Andi mematok tarif mulai Rp 130.000
per hari sampai jutaan rupiah. Harga tergantung dari jenis kamera yang disewa.
Semakin berkualitas kamera itu tentu semakin mahal tarif sewanya.
Adapun tarif sewa lensa, Andi mematok seharga Rp 25.000 sampai dengan Rp
560.000 per hari, tergantung ukuran dan harga lensa yang disewakan tersebut.
"Sekarang ini saya punya 200 ragam jenis lensa yang bisa disewakan,"
jelas Andi.
Dari jasa sewa alat fotografi tersebut, Andi setidaknya mampu mendulang omzet
hingga Rp 100 juta per bulan. Omzet itu tidak hanya datang dari jasa penyewaan
saja, tetapi juga dari denda keterlambatan sewa sampai dengan biaya ganti rugi
jika terjadi kerusakan alat oleh si penyewa. Andi mencatat, sejak memulai usaha
ia sudah melayani 4.000 pelanggan. "Kebanyakan dari mereka adalah
fotografer profesional, tapi tentu ada juga yang amatir," ungkap Andi.
Menurut Andi, bisnis penyewaan fotografi akan terus berkembang seiring dengan
perkembangan dunia teknologi informasi. Maraknya media sosial juga ikut
mempopulerkan fotografi. "Semakin banyak penggemar fotografi, semakin
berkembang juga usaha penyewaan kami ini," kata dia.
Namun begitu, untuk menekuni bisnis penyewaan alat fotografi memiliki risiko.
Sebab, usaha penyewaan alat ini butuh modal besar karena harga alat fotografi
tersebut terbilang mahal. Jika tidak hati-hati, alat yang akan disewakan itu
bisa rusak atau bahkan raib dibawa oleh si penyewa yang tak bertanggung jawab.
"Maka itu kami mewajibkan adanya identitas bagi si penyewa alat
kami," kata Andi.(Hafid
Fuad/Kontan)
Sumber : Kontan